Malam ini mataku menerawang langit langit kamar sempit yang menemaniku setiap hari, sambil mengingat apa yang telah terjadi beberapa minggu terakhir ini. Terlalu kelu rasanya lidah ini untuk mengulang cerita. Terlalu kaku rasanya tangan ini untuk mengetik kata demi kata.
Satu hal yang
menyadarkanku kali ini, kehidupan gak selalu tentang cinta. Kehidupan kuliah
salah satunya, jatuh bangun mengejar dosen, jatuh bangun dengar cacian dan
pujian para dosen, apalagi mahasiswa tingkat akhir seperti aku, jatuh bangun
ialah makanan sehari hari. Tak jarang mental ini menciut, tak jarang air mata
ini tumpah, tak jarang pula hati ini mengeluh dan menggerutu.
Kehidupan sehari hari pun tak kalah perjuangannya, melihat
kedua orang tuaku yang tak pernah lelah berusaha mencari rupiah demi rupiah
hanya untuk melanjutkan kehidupan. Orang tua ku bekerja sebagai PNS yang
bergantung dengan uang gajih, sertifikasi juga insentif, tak jarang itu semua
keluar tak tepat waktu yang membuat perekonomian sehari hari menjadi tak stabil,
bahkan kekurangan. Tak tahan rasanya air mata ini melihat kedua orang tuaku
yang rela menghilangkan rasa malunya untuk pinjam uang kesana kemari demi aku,
demi kuliahku, demi kebutuhan sehari hari. Dalam hati berucap lirih, aku ingin
membantu, aku ingin membahagiakan, aku ingin mengurangi beban mereka, aku
ingin…. Tapi... tapi apa yang bisa ku lakukan, yang bisa kulakukan sekarang ialah dengan cara membahagiakan mereka lewat hal hal yang sangat sederhana. Yang dapat menggerakan senyum manis diwajah
mereka.
Saat saat seperti ini aku butuh sesuatu yang menenangkan,
yang membuatku merasa tenang disaat hati tak karuan. aku tak ingin mencoba obat
obatan atau minuman yang katanya bisa menenangkan itu, aku pun tak berharap untuk bisa menikmati
liburan di pantai atau pegunungan yang indah, sungguh yang ku inginkan saat ini
hanya ingin bertemu dan bersenda gurau bersama dia. Itu cukup. Iya, dia yang
beberapa bulan terakhir menyinari hari hariku, menghidupkan kembali rasa yang
telah mati, Yang membuatku merasa hidup itu ternyata lebih indah dari apa yang
ku bayangkan. Sejenak aku mengingat
pertemuan dan kata kata terakhir darinya, semua terasa baik baik saja. Tapi aku
tak tau kenapa sekarang dia berbeda, tak seperti biasa. Aku sungguh tak
mengerti dimana salahku. Ku putar otak ku terus menerus mengingat apa yang
telah terjadi, tapi tak ku temukan juga dimana salahku. Ah aku lupa,
salahku ialah terlalu mencintainya, terlalu berharap dan terlalu bergantung padanya
tentang kebahagiaan.
Pikiranku melayang, mataku sembab dan hatiku makin tak
karuan memikirkan semuanya. sekarang aku tak butuh lagi sesuatu yang
menenangkan, tak butuh lagi hal hal yang menyenangkan, aku hanya butuh
percepatan waktu agar ini cepat berlalu. Aku tak yakin ini akan baik baik saja.
Aku tak mampu menikmati apapun jikalau tuk senyum saja dirasa susah. Kehidupan memang
gak selalu tentang cinta, tapi cinta selalu tentang kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar